Kamis, 31 Juli 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA MALARIA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat (Sudoyo, 2009).
Patuh adalah menuruti perintah secara ikhlas, tidak berlaku curang, setia dan taat (Poerwar, 2002). Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bila mana ia tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya (Prijodarminto, 2003).
Kepatuhan berobat adalah seorang menderita yang melaksanakan kewajibannya berobat sedemikian rupa sehingga mencapai suatu kesembuhan (Fahrudin dalam Andi, 2005).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lainnya, dan di dalamnya terdapat peranan
2
dari masing - masing anggota, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan yang telah ada (Riyadin, 2009).
Dukungan keluarga merupakan bantuan / sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat didalam sebuah keluarga (Francis dan Satiadarma, 2004).
WHO world malaria report 2009 dari 3,3 miliyar manusia atau separuh penduduk dunia hidup di daerah beresiko tertular malaria di 109 negara, 98% angka kematian malaria dunia berasal dari 35 negara. Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 dari 190-331 juta menderita malaria dan 708.000-1.003.000 meninggal dunia. 89% kematian akibat malaria terjadi di Afrika, malaria merupakan penyebab kematian nomor 5 akibat penyakit infeksi di Negara miskin dan penyebab kematian nomor 2 di Afrika. Data di Indonesia tahun 2011 dari 374 Kabupaten endemis terdapat 256.592 orang dari 1.322.451 orang diperiksa, dengan tingkat kejadiaan tahunan 1,75 per 1000 penduduk artinya setiap 1000 penduduk terdapat 2 orang terkena malaria (Awi, 2012).
Angka kejadian malaria di wilayah Kalimantan Selatan pada tahun 2010 pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dari 13 Kabupaten/Kota, terdapat tiga daerah terbanyak ditemukan malaria klinis dan dikatagorikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) malaria yakni Kabupaten Kotabaru 2.420 kasus, Kabupaten Tabalong 969 kasus, dan Kabupaten Banjar 801 kasus. Tahun 2011 Jumlah penderita malaria klinis dengan AMI (Annual Malaria
3
Incidence) 22,086 % dan jumlah malaria positif API (Annual Parasite Incidence) 79,14 % (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2011).
Jumlah penderita malaria klinis di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 adalah 840 orang dengan AMI 3,84 per 1000 penduduk dan jumlah malaria positif adalah 840 orang dengan API 3,84 per 1000 penduduk. Sedangkan jumlah kematian akibat penyakit malaria adalah 3 orang dengan CFR (Case Fatality Rates) 0,36. Desa endemis malaria di Kabupaten Tabalong berjumlah 14 desa yang tersebar di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Jaro (Lano, Solan, Garagata, Nalui, Jaro, Namun, Muang, Teratau), Kecamatan Muara Uya (Salikung dan Sei Kumap) dan Kecamatan Bintang Ara (Panaan, Dambung dan Hegarmanah). Data yang di peroleh dari Puskesmas Jaro Tahun 2011 jumlah malaria positif 364 orang dan tahun 2012 Puskesmas Jaro terdapat jumlah malaria klinis 1.799 orang dengan AMI 116,22 per 1000 penduduk dan jumlah malaria positif 882 orang dengan API 56,98 per 1000 penduduk (Puskesmas Jaro, 2012).
Dalam pengobatan penyakit malaria dilakukan beberapa upaya antara lain, pengobatan pencegahan (profilaksis), pengobatan klinis, pengobatan radikal, dan pengobatan masal. Upaya penyembuhan terhadap penyakit malaria ada kalanya sehingga penderita mengalami kekambuhan. Pada plasmodium falciparum dan plasmodium malariae tidak memiliki hipnozoit dalam sel hati. Kemungkinan berulangnya serangan malaria pada kedua jenis malaria ini umumnya disebabkan oleh kecenderungan parasit malaria yang masih tersisa didalam darah akibat pengobatan yang tidak sempurna/teratur. Kekambuhan
4
malaria seperti ini disebut rekrudesensi. Rekrudesensi terjadi dalam beberapa hari atau minggu (< 8 minggu) sesudah serangan malaria yang pertama. Rekrudesensi dapat terjadi sesudah periode laten serangan primer yaitu pada fase ini setelah 3 hari (Depkes, 2009).
Jenis malaria yang terbanyak di Puskesmas Jaro adalah malaria falciparum (Plasmodium falciparum) dengan pengobatan klinis yaitu pengobatan didasarkan dengan gejala klinis. Pengobatan Plasmodium falciparum yaitu lini pertama adalah kombinasi Artesunat + Amodiakuin + primakuin. Cara minum kombinasi Artesunat 4 tablet + Amodiaquin 4 tablet diminum tiap hari selama 3 hari dan untuk pemberian primaquin 3 tablet pada hari pertama dengan dosis tunggal dan diberikan per oral. Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala dan sakit perut (Soedarto, 2011).
Data dari Pukesmas Jaro pada tahun 2012 terdapat 446 orang yang tidak menyelesaikan pengobatan dan terdapat 436 orang yang menyelesaikan pengobataan. Jumlah malaria positif 882 orang dengan kejadian malaria kambuh 50,5 % yang mengalami terkena malaria untuk yang kedua dan ketiga kalinya. Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang bersifat akut dan kronis pada umumnya rendah. Penelitian yang melibatkan pasien berobat jalan menunjukan bahwa lebih dari 70% pasien tidak minum obat sesuai dengan dosis yang seharusnya (Endang, 2009).
Adapun dampak dari ketidakpatuhan dalam pengobatan yaitu infeksi plasmodium falciparum yang dapat memberikan manifestasi malaria berat, baik
5
pada orang dewasa maupun anak-anak. Kegagalan dalam melakukan pengobatan terhadap malaria ringan dapat menyebabkan terjadinya malaria berat / meluasnya malaria karena transmisi infeksi, menyebabkan infeksi berulang/gejala berulang (re-infeksi / rekrudesensi) dan bahkan timbulnya resistensi. Dampak dari penderita melakukan pengobatan dengan efektif yaitu dapat mengurangi / membasmi parasitmia, mencegah komplikasi dan kematian, mengobati rekrudensi atau relaps, mencegah penyakit kambuh lagi / kembali dan mengurangi penularan / memutus tali penularan (Harijanto, 2011)
Menurut Feuer Stein et al dalam Niven (2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, dukungan keluarga, serta keyakinan, sikap dan kepribadian pasien.
Dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang mempengaruhi kepatuhan penderita malaria.
Adapun bentuk dukungan keluarga menurut Smith dalam Mustika (2007) yaitu dukungan emosional, dukungan fisik, dukungan informasional, dukungan penghargaan dan komunikasi.
Lawrence green (1990) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan adalah dukungan dari masyarakat sekitar terutama dukungan dari keluarga terdekat. Hal ini didukung oleh pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa keluarga dan teman merupakan salah satu unsur pendukung dalam perilaku kepatuhan. Secara
6
umum orang merasa bahwa menerima penghiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang biasanya cenderung lebih mudah mengikuti / mematuhi nasehat dari pada penderita malaria yang kurang / tidak mendapat dukungan keluarga.
Seseorang yang memiliki dukungan keluarga akan memiliki perilaku sehat dalam diri seseorang, sehingga seseorang itu terdorong untuk mematuhi pengobatan yang diberikan. Seseorang yang tidak memiliki dukungan keluarga cenderung lebih banyak tidak patuh dalam pengobatan, misalkan seseorang itu berpandangan negatif terhadap pengobatan dengan tidak ada dukungan dari keluarga sehingga membuat seseorang itu tidak ada dorongan untuk patuh dalam pengobatan. Menurut Kelman (1999) Seseorang akan terdorong untuk melakukan tindakan pengobatan atau pencegahan terhadap suatu penyakit oleh karena adanya dukungan keluarga yang tinggi.
Setelah dilakukan studi pendahuluan pada tanggal 15 Oktober 2012 dengan wawancara dan observasi pada 10 orang penderita malaria didapatkan data 7 orang tidak teratur minum obat karena tidak mendapat dukungan keluarga dan 3 orang teratur minum obat dengan dukungan keluarga. Penderita tidak teratur minum obat didapatkan informasi tidak ada yang mengingatkan untuk minum obat dan kurangnya dorongan dari keluarga. Penderita yang tidak patuh dalam minum obat malaria akan beresiko mangalami perburukan dan dapat berubah menjadi malaria berat karena pengobatan yang tidak efektif.
7
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang“Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
1.3.2.2 Mengidentifikasi kepatuhan minum obat pada penderita malaria wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
8
1.3.2.3 Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan selanjutnya, sehingga menambah kejelasan dan kebenaran dari ilmu pengetahuan yang sudah ada serta dapat memperjelas data-data yang belum diyakini keabsahannya.
1.4.3 Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Jaro tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria dapat dijadikan pedoman untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
1.4.4 Bagi Penderita
Diharapkan peneliti dapat memberikan informasi serta masukan bagi penderita tentang pentingnya dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat malaria.
9
1.5 Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti belum pernah ada judul / penelitian persis sama dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang. Namun ada beberapa penelitian – penelitian yang telah / pernah dilakukan penelitian sebelumnya terkait dengan malaria, diantaranya :
1.5.1 Penelitian Hj. Rofikah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin, dengan judul faktor – faktor yang berhubungan dengan cara pencegahan penyakit malaria di Puskesmas Jaro Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong 2006. Penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross-sectional, penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, cara hidup dan riwayat penyakit sebelumnya dan variabel terikat yaitu cara pencegahan penyakit malaria. Tempat penelitian di desa Jaro wilayah kerja Puskesmas Jaro pada tahun 2007, populasi penelitian adalah masyarakat desa Jaro dengan analisis yang digunakan adalah chi square responden penelitian 43 responden didapat dengan cara pencegahan baik 9 orang dan dengan cara pencegahan kurang baik 34 orang. Hasil penelitian diperoleh hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi, cara hidup dan riwayat penyakit dengan cara pencegahan malaria (p<0,5) sedangkan faktor umur, jenis kalamin dan tingkat pendidikan tidak ada hubungan yang signifikan dengan cara pencegahan malaria (p>0,5).
10
1.5.2 Penelitian Mugni, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin, dengan judul gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria di desa Satu’un Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode angket terbuka, variabel bebas yaitu pengetahuan dan variabel terikat yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria. Tempat desa Satu’un Kecamatan Muara Uya tahun 2007, populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di desa Satu’un 204 KK dan sampel 153 keluarga sebagai responden. Hasil penelitian adalah tingkat pengetahuan tentang pengertian 14% kategori kurang, penyebab malaria 64% dengan katagori kurang, tanda dan gejala malaria 10% dengan kategori kurang, pencegahan malaria 21,8% kategori kurang, pemberantasan malaria 19% kategori kurang.
1.5.3 Penelitian M. Arifin Rahman, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin, dengan judul pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria terhadap sikap warga desa Bakau Pemukan Utara Kabupaten Kota Baru dalam pencegahan dan pemberantasan malaria. Penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan non randomized pretest-posttest control groups design, variabel bebas sikap dan pengaruh penyuluhan kesehatan dan variabel terikat pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria. Tempat desa Bakau Pamukan Utara Kabupaten Kota Baru,
11
populasi penelitian adalah semua warga desa Bakau Pamukan pada tanggal 22 November 2010, sampel yang diambil 60 warga terdiri dari 30 responden yang diberikan informasi melalui penyuluhan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dan 30 responden sebagai control, sampel dipilih secara purposive sampling jenis quota sampling yaitu membagi populasi 2 strata / kategori, pretest-posttest dilakukan dengan uji statistic independent-test dan dikatakan signifikan jika p<0,05. Hasil penelitian sikap warga sebelum diberikan penyuluhan pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria bernilai sikap kurang baik dan sikap warga yang sudah diberikan penyuluhan tentang pencegahan dan pemberantasan malaria bernilai sikap baik. Ada pengaruh penyuluhan sebelum dan sesudah penyuluhan.
Perbedaan penelitian yang pernah dilakukan dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah judul hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria diwilayah kerja puskesmas Jaro kabupaten Tabalong, rancangan penelitian ini adalah cross sectional, dengan variabel bebas dukungan keluarga dan variabel terikat kepatuhan minum obat pada penderita malaria, tempat penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Jaro, waktu penelitian adalah pada tanggal 15 Oktober 2012, populasi penelitian ini adalah seluruh penderita malaria yang berobat di Puskesmas Jaro dan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel 10 orang.


MOHON MAAF FILE SKRIPSI YANG BISA KAMI TAMPILKAN TERBATAS, JIKA ANDA BERMINAT MEMILIKI FILE LENGKAP DARI BEBERAPA JUDUL SKRIPSI DI ATAS ATAU FILE SKRIPSI YANG ANDA CARI TIDAK ADA DALAM POSTING KAMI, SILAKAN HUBUNGI KAMI VIA EMAIL ATAU DENGAN MEMBERI KOMENTAR PADA POSTINGAN YANG ADA DI BLOG

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. saya inginmendapatkan fulltext dar skripsi ini, mohon bantuannyanya dan bagaimana caranya... terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan hubungi saya di email adi270281@gmail.com

      Hapus