Kamis, 31 Juli 2014

CONTOH JUDUL SKRIPSI KEPERAWATAN

Bingung memilih judul skripsi karena kebanyakan punya koleksi judul atau kebanyakan dapat saran dari teman tentang judul skripsi. Judul skripsi sangat menentukan isi dari skripsi dan proses penyusunannya. Saran kami pilih dan cari lah judul yang sederhana yang nantinya memudahkan anda dalam proses penyusunan isinya atau bahan referensi yang akan digunakan sebagai dasar penulisan atau sebagai landasan teori dari masalah yang ingin kita teliti.  Di bawah ini ada beberapa contoh judul skripsi S1 keperawatan yang mungkin bisa membantu anda menghilangkan kebingungan anda...

Hubungan perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan klien TB Paru (penelitian studi korelasi di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin

Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pencegahan penyakit DHF di Masyarakat (penelitian Cross Sectional di perumahan Lokojoyo Kecamatan Limpung kabupaten Batang Jawa tengah

Studi Perbandiungan persepsi pasien JPS dan Non JPS terhadap pelayanan keperawatan di ruang bedah B dan D RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Faktor - Faktor Yang berhubungan Dengan tingkat kecemasan klien dengan hemoptisis (Penelitian Cros sectional di ruang paru-patu RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Hubungan tingkat pengetahuan perawat dalam memasang dan merawat infus terhadap kejadian Plebilis di ruang mawar Bapelkes RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo

Hubungan tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien Post Operasi Di ruang IRNA RSUD Syarifah Ambani Rato Ebo Bangkalan Madura

Hubungan antara jenjang pendidikan dan tingkat kecemasan keluarga yang salah satu anaknya mengalami autisme. (S1). Hubungan tingkat pengetahuan IBU tentang ASI dengan pola laktasi pada bayi baru lahir sampai umur 4 bulan di perumahan TNI-AL Kenjeran Surabaya

Hubungan komunikasi perawat dan tingkat kepuasan pasien yang dilakukan pembedahan (studi analitik cros sectional di ruang bedah kelas II RSU Ratu Zalecha Martapura Klaimantan Selatan

Studi tentang hubungan tindakan keperwatan Preoperatif terhadap tingkat kecemasan klien dengan fraktur di ruang bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Hubungan komunikasi perawat terhadap tingkat kecemasan keluarga pada pasien yang dirawat di unit perawatan kritis Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Studi tentang hubungan tindakan keperawatan preoperatif terhadap tingkat kecemasan klien dengan fraktur di ruang bedah B RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Hubungan komunikasi perawat terhadap tingkat kecemasan keluarga pada pasien yang dirawat di unit perawatan kritis Rumkital Dr. Soetomo Surabaya

Pengaruh konseling keluarga terhadap pebaikan peran keluarga dalam pengelolaan pasien diabetes melitus di wilayah puskesma BAnyu Urip Surabaya

Studi tentang gangguan konsep diri pada klien gangren diabetik di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Pengaruh kepuasan pasien atas asuhan keperawatan terhadap kesetiaan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah kecelakaan RSUD Blambangan Banyuangi

Analisa hubngan komunikasi verbal dan non verbal perawat terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang NTT

Hubngan pemberian intervensi keperawatan dan tingkat kecemasan pada klien angina pektoris

Studi tentang Gangguan Bodi Image pada klien fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi di ruang bedah RSID Dr. Soetomo Surabaya

Hubungan pengetahuan sikap perawat dan pendokumentasian keperawatan di ruangan penyakit dalam Rumkital Dr. Ramelan (Penelitian Cross Sectional di rumah sakit angkatan laut Dr. Ramelan)

Hubungan pengetahuan perawat dan peran perawat sebagai pelaksana dalam penanganan Pasien gawat darurat dengan gangguan sistem kardiovaskuler (Penelitian cross sectional di IRD lantai 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

Hubungan antara beban kerja dan kinerja perawat di instalasi rawat inap medical bedah RSUD dr. Soebandi Jember

Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi Hipotermi (Studi deskriptif analitik di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

Faktor - faktor yang berhubngan dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi keperawatan (Penelitian Cross sectional di RSUD Ulin Banjarmasin)

Efektifitas peran kelompok pendukung dalam pelaksanaan terapi aktifitas kelompok terhadap peningkatan konsep diri pada klien menopause di wilayah kerja Puskesmas Gayaman, Desa Kenanten kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto

Studi tentang gangguan harga diri pada klien gagal ginjal kronis yang dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Peran serta kader Posyandu dalam upaya peningkatan status gizi balita melaui penyuluhan kesehatan di Posyandu wilayah kerja Puskeesmas Kecamatan Tompobulu. Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Prodi Ilmu keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

Faktor - faktor internal yang berhubungan dengan kesulitan belajar mahasiswa di akademi perawatan Datu Museng Makassar

Hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar mata kuliah kebutuhan dasar manusoa dan proses keperawatan (MA.105) Pada mahasiswa tingkat I Akper Departemen Kesehatan Bima NTB  

Sumber: http://www.katailmu.com/2013/03/judul-skripsi-keperawatan.html#sthash.6lfDlYnz.dpuf

ISI PROPOSAL SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Latar belakang memuat: gambaran tema permasalahan di lokasi penelitian yang akan dibahas dan berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan, diuraikan dari masalah yang luas ke arah masalah yang khusus. Oleh karena itu diperlukan data studi awal di lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:
Adanya “seriousness of problem”,
Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
Latar belakang ini juga harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa memilih topik tersebut”
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang tegas dan jelas, serta menggambarkan arah hubungan antar dua variabel atau lebih. Misalnya adakah, apakah, bagaimanakah, dan lainnya.
Batasan Masalah
Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah yang diteliti, sumber informasi, lokasi penelitian serta waktu penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian meliputi :
a. Tujuan Umum ; Meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh yang dapat menjawab tema / judul penelitian
b. Tujuan Khusus ; Meliputi jabaran atau rincian dari tujuan umum secara operasional sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah. Tujuan khusus akan menggambarkan hasil dan pembahasan yang akan diperoleh dari penelitian ini.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi: 1) manfaat bagi pengguna (user), 2) pengembangan keilmuan dan 3) bagi peneliti, sehingga scara khusus hasil penelitian memberikan masukan bagi si peneliti, masyarakat, instansi terkait dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebuah kebijakan
Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan mahasiswa untuk menelusuri dan mengidentifikasi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukannya.Setiap penelitian dilakukan dalam konteks lingkungan yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, sekalipun penelitian tersebut merupakan replikasi penelitian sebelumnya. Pernyataan tentang keaslian penelitian meliputi identifikasi persamaan penelitian sebelumnya yang sangat relevan dan perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukannya.
Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu dapat meliputi : kerangka teori, penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus atau generalisasi teori pada populasi yamg lebih luas, kerangka konsep, rancangan penelitian, instrument penelitian, dan
teknik analisis atau pemodelan data. Penyajiannya dapat dalam bentuk matriks persamaan dan perbedaan penelitian sebelunya.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan. Sumber yang dipakai dalam tinjauan pustaka harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit dengan model Vancouver. Format penyajiannya dimulai tinjuan teori untuk variabel independen, variabel dependen dan keterkaitan antar variabel yang diteliti dengan mengacu pada penelitian sebelumnya.
Landasan Teori
Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang diteliti. Teori-teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-variabel yang diteliti. Dimulai dari penjelasan tema, variabel independen dan variabel dependennya atau faktor-faktor yang diteliti serta dijelaskan teori-teori tersebut untuk mendukung hipotesis yang akan diajukan.
Kerangka Teori
Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di dalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.
Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel yang berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka teori. Kerangka konsep menggambarkan aspek-aspek yang telah dipilih dari kerangka teori untuk dijadikan dasar masalah penelitiannya. Jadi kerangka konsep timbul dari kerangka teori dan berhubungan dengan masalah penelitian yang spesifik.
Hipotesis
Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi. Hipotesis tidak selalu harus ada tergantung pada jenis dan tujuan penelitian. Oleh karena itu hipotesis harus diuji kebenarannya dan pengujiaannya harus mendasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan (scientific methods) yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri hipotesis yaitu :
Dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan kalimat tanya
Hipotesis hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti
Hipotesis harus dapat diuji yaitu terdiri dari variable yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan sehingga diperoleh hasil yang obyektif
Hipotesis hendaknya sederhana dan terbatas ( tidak menimbulkan perbedaan pengertian dan tidak terlalu luas sifatnya )

BAB III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan
Jenis Penelitian
Berisi langkah-langkah yang akan diambil untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
Populasi dan Sample
Berisi cara pengambilan sample, besar sample, cara pengumpulan sample, teknik penarikan sample.Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Populasi bukan hanya orang, tetapi semua benda yang memiliki sifat atau cirri yang bisa diteliti.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Lokasi dan Waktu Penelitian
Berisi mengenai tempat / lokasi penelitian beserta waktu yang dipergunakan melakukan penelitian
Variabel
Berisi keterangan tentang variable atau factor yang diamati atau diteliti dalam suatu penelitian
Definisi Operasional
Menjelaskan bagaimana suatu variable akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk mengukurnya. Definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan data. Definisi operasional mendiskripsikan variable sehingga bersifat spesifik (tidak berintegrasi ganda), terukur, menunjukkan sifat atau macam variable sesuai dengan tingkat pengukurannya dan menunjukkan kedudukan variable dalam kerangka teoritis.
Teknik Pengumpulan Data
Berisi cara pengumpulan data yang dapat berupa data primer maupun data sekunder. Berdasarkan caranya pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara langsung, angket, pengukuran / pemeriksanaan
Instrument Penelitian
Instrument ( alat ukur ) penelitian dapat berupa kuesioner, cek list yang digunakan sebagai pedoman observasi dan wawancara atau angket
Teknik Pengolahan Data
Berisi cara pengolahan data yang akan dilakukan peneliti sehingga data hasil penelitian dapat menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian
Metode Analisis Data
Metode analisa data menjelaskan bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian. Kegiatan analisa data ini meliputi : persiapan, tabulasi dan aplikasi data. Pada tahap analisa data inidapat menggunakan uji statistik jika memang data dlam penelitian tersebut harus diuji dengan uji statistik
Keterbatasan
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dimana kelemahan tersebut ditulis dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan keterbatasan peneliti secara teknis yang mungkin mempunyai dampak secara metodologis maupun substantif, seperti : keterbatasan
pengambilan sampel, keterbatasan jumlah sampel, keterbatasan instrumen penelitian, keterbatasan waktu dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan dari penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan tentang pustaka dari buku teks, jurnal, artikel, internet atau kumpulan karangan lain.

LAMPIRAN
Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian seperti : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi usulan atau proposal penelitian.

RISET KEPERAWATAN DAN TEKNIK PENULISAN ILMIAH

Riset Keperawatan
Adalah hasil penelitian di bidang keperawatan yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah. Riset keperawatan membahas masalah yang timbul berdasarkan teori  teori ilmiah dan kenyataan objektif sehingga untuk dianalisis, agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang tepat dalam menjawab permasalahan yang sedang dibahas.

Jenis Karya Ilmiah
Kerya ilmiah di bidang keperawatan biasanya membahas masalah  masalah keperawatan yang membutuhkan pemecahan, selain itu juga berguna untuk perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan. Karya ilmiah di bidang keperawatan dapat berupa :
1. Naskah Berkala ( Term Paper )
Merupakan laporan dan penyimpulan dari beberapa buku atau sebagai isi buku mengenal topik tertentu.
2. Laporan Praktikum ( Field Report )
Merupakan suatu karangan yang ditulis sebagai suatu hasil praktik pada kasus tertentu.
3. Buku Teks
Merupakan tulisan ilmiah yang memuat prinsip  prinsip, doktrin  doktrin, dalil  dalil, dan hukum  hukum pada ilmu pengetahuan tertentu.
4.Tulisan Ilmiah Populer
Merupakan tulisan ilmiah populer merupakan tulisan yang diterbitkan oleh media massa ( majalah dan surat kabar ) dan bersifat populer.

Beberapa Karya Ilmiah yang Menjadi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tinggi :
1. Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu ( S1 ) untuk penyelesaian tugas akhir atau program studinya.
 2. Tesis
Merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata dua ( S2 ) sebagai untuk menyelesaikan program master.
 3. Disertasi
 Merupakan bentuk penelitian pada pendidikan setingkat dektoral. Disertasi mengemukakan hipotesis  hipotesis ilmiah dan bias saja menghasilkan dalil  dalil atau prinsip  prinsip ilmiah yang baru atau dapat juga menyanggah teori yang telah ada sebelumnya.
 4. Syarat Penulisan Karya Ilmiah
 Nilai sebuah karya ilmiah bergantung pada cara penulisannya. Cara penulisan ini akan mempengaruhi masalah yang dibahas. Selain itu cara penulis menjawab permasalahan penelitian secara sederhana, taktis, dan ringkas akan membuat masyarakat dan pembacanya mampu memahami karya ilmiah tersebut.

Teknik Penyusunan Proposal Penelitian
 Proposal penelitian disusun sebelum melakukan penelitian. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh peneliti dalam menyusun proposal penelitian yang baik, yakni : kemampuan bebahasa, metodologi yang tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti, dan penguasaan materi dan teori  teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk menghasilkan proposal yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu : sistematis, terencana, dan mengikuti konsep ilmiah.
 Komponen dan Teknik Penulisan Proposal Penelitian : judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian/kontribusi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep dan hipotesis, metode penelitian, jadwal dan lokasi penelitian, personalia penelitian, biaya penelitian, lampiran.

 Studi Pendahuluan dalam Riset Keperawatan
 Keuntungan melakukan studi pendahuluan adalah untuk dapat mengetahui besarnya masalah penelitian secara jelas, di mana informasi diperoleh dan diberikan kepada siapa informasi tersebut, cara untuk memperoleh data, cara menganalisis data, dan cara membuat suatu kesimpulan.

Cara Studi Pendahuluan
Dalam melakukan studi pendahuluan, peneliti dapat menggali data  data yang berhubungan dengan penelitian. Cara yang digunakan adalah :
 1. Studi literatur, dengan cara membaca literature yang ada. Literatur merupakan salah satu sumber acuan peneliti dalam memaahami beberapa masalah penelitian.
 2. Konsultasi ahli, merupakan sarana untuk memperdalam proses penelitian yang akan dilakukan.
 3. Tinjauan tempat penelitian, kegiatan ini akan memberikan gambaran secara mendalam terhadap penelitian yang akan dilakukan.
 Manfaat dari studi pendahuluan : memperjelas pokok permasalahan, pengembangan penelitian lanjut, memecahkan masalah yang belum terpecahkan.

 Merumuskan Masalah dan Tujuan Riset Keperawatan
 Adalah tahap awal saat akan menentukan penelitian. Dalam melakukan riset keperawatan, perumusan masalah harus memenuhi kriteria berikut ini :
1.       Feasible ( mampu dilaksanakan )
Masalah keperawatan yang telah dirumuskan hendaknya mempunyai jumlah subjek, waktu, dan dana penelitian yang memadai serta mampu dilaksanakan oleh peneliti.
 2. Menarik
 Masalah yang menarik bagi peneliti akan membuat proses penelitian lebih mudah untuk dilakukan dan dikembangkan.
 3. Novel
 Artinya dari rumusan masalah dapat ditemukan masalah yang baru, mengofirmasikan dan mengembangkan lebih lanjut penelitian dengan topik yang sama dan pernah diteliti sebelumnya.
 4. Etis
 Berarti tidak bertentangan dengan etika penelitian dan menghormati subjek penelitian.
 5. Releven
 Bermakna masalah yang dirumuskan tersebut harus sesuai kondisi keperawatan terkini.
 Tujuan penelitian harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Adanya tujuan yang jelas akan memepermudah peneliti untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Penulisan tujuan umum yang digunakan adalah untuk menggambarkan judul yang hendak dicapai secara umum.

 Metode Penelitian Keperawatan
 Metode penelitian keperawatan merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitain keperawatan. Hal  hal yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan, kerangka kerja penelitian, populasi sampel yang akan diteliti, cara mengidentifikasi variabel dengan definisi operasionlanya, cara pengumpulan data, metode analisis data yang digunakan, keterbatasan penelitian, dan nilai etika penelitian.

 Struktur dan Penyusunan Karya Ilmiah Riset Keperawatan
 Struktur penyusunan laporan riset keperawatan atau penelitian keperawatan secara umum terdiri atas tiga bagian yang saling berhubungan satu sama lainnya, di antaranya bagian pembuka, bagian utama dan bagian belakang.bagian  bagian tersebut dapat memberikan informasi terhadap penelitian.

1.      Bagian Pembuka
Merupakan bagian pertama dari penelitian keperawatan yang terdiri atas judul, kata pengantar, dan daftar isi. Di samping itu, bagian muka penelitian keperawatan, keperawatan secara lengkap terdiri atas : kover/sampul, abstrak, halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahan, riwayat hidup, ucapan terima kasih, persembahan, kata penganta, dan daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran.

2.Tubuh Penulisan

Tubuh penulisan ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan relevansi, landasan teori, kerangka konsep dan hipotesis, metode penelitian, desain penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel dan sampeling, identifikasi variable dan definisi operasional, pengumpulan data dan analisis data, keterbatasan, masalah, etika, hasil dan pembahasan, dan simpulan dan saran.

Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka atau daftar bacaan, indeks, dan lampiran ( appendiks ).

Teknik Penyajian dan Analisis Data

Teknik penyajian data merupakan cara bagaimana untuk menyajikan data sebaik  baiknya agar dipahami oleh pembaca. Penyajian data hasil penelitian harus dapat disajikan dalam tiga cara, yaitu :
1.      Penyajian Variabel
Merupakan cara untuk mengomunikasikan hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat yang mudah dipahami pembaca.
 2. Penyajian Matematis
 Merupakan penyajian hasil penelitian dengan menggunakan angka  angka dalam bentuk table ( menggunakan simboi  symbol bilangan matematis ).
 3. Penyajian Visual
 Merupaka penyajian hasil penelitian dengan menggunakan grafik, peta, gambar, dan sebagainya.

Analisis data yang pertama dilakukan  adalah analisis statistk deskriptif dengan menggambarkan sebuah data atau lebih jelasnya dengan mengatahui karakteristik sebuah populasi yang menggambarkan ciri populasi. Analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan adalah ukuran distribusi frekuensi seperti mean, median, modus, dan sebagainya. Anlisis statistic inerensia yang berguna untuk menguji atau mengambilebuah keputusan yang akan dilakukan.

 Teknik Penulisan Laporan Penelitian
 Dalam pelaporan karya tulis ilmiah, terdapat beberapa unsur yang harus ada dalam pelaporan, di antaranya bagian pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan simpulan dan saran. Pada pelaporan keperawatan ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan di antaranya : di mana karya tulis ilmiah dilaporkan atau dipublikasikan ( jurnal, media ilmiah, atau lainnya ), dan tujuan dilaporkan atau dipublikasikan.

  
DAFTAR PUSTAKA
 Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Burns, K. L., & Grove, S. K. (1991). The Practice of Nursing Research: Conduct, Critiques, and Utilisation (2nd ed.). Philadelphia: W.B Saunders Co.

Cik Hasan Bisri. (2001). Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hidayat, A. A. A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Mardalis (1999). Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rinaka Cipta.

Nursalam & Siti Pariani, S. (2000). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV sagung Seto.

Poerwadi, T. dkk. (1993). Metode Penelitian dan Statistik Terapan. Surabaya: Airlangga University Press.

Ridan (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Jakarta: Alfabeta.

Shah, V. P. (1999). Menyusun laporan penelitian, alih bahasa Mujahir Darwin. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Soemanto, W. (1993). Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (karya ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiono (2001). Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta.

Suryabrata, S. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda.

PROPOSAL SKRIPSI

Apa itu proposal?
ô€€¹ Proposal merupakan pernyataan atas urgensi penelitian (isunya menarik, mengikuti kebutuhan perkembangan ilmu, belum pernah diteliti orang, mempunyai implikasi teoritik dan atau praktis)
ô€€¹ Proposal menggambarkan organisasi penelitian yang tepat, sistematis dan logis
ô€€¹ Bisa memproyeksikan apa saja yang akan dilakukan dan hasilnya di lapangan
ô€€¹ Proposal merupakan kunci bagi keberhasilan proses penelitian di “lapangan”.

Kelengkapan dan sitematika penulisan proposal
1. Latar belakang
Latar belakang berisi uraian mengenai penting dan perlu dilakukannya penelitian. Alasah harus diarahkan pada sifat dan implikasi dari gejala itu sendiri, akan lebih baik lagi bila mendapat justifikasi teori atau konsep. Karenanya, dalam latar belakang perlu dikemukakan pula berbagai fakta untuk memperkuat alasan perlunya dilakukan penelitian tersebut.
2. Perumusan masalah
ô€€¹ Perumusan masalah adalah kunci dalam setiap penelitian, tidak ada masalah maka tidak ada penelitian.
ô€€¹ Masalah penelitian hendaknya dirumuskan dengan tajam, jelas, terarah, dan harus mengikuti logika berfikir yang benar.
ô€€¹ Perumusan masalah didasarkan pada kreatifitas dan imaginasi peneliti, yang dapat bersumber dari minat personal atau bersumber dari teori.
ô€€¹ Masalah itu harus bersifat problematis, artinya mempunyai kesenjangan antara yang nyata dengan yang ideal, sehingga membutuhkan penjelasan karena kesenjangan itu akan mempunyai implikasi yang luas baik secara teoritis mapun praktis.
ô€€¹ Karenanya, masalah itu cukup satu. Kemudian, masalah tersebut dielaborasi (diturunkan) menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian, tapi jangan terlalu banyak (maksimal tiga pertanyaan), agar pertanyaan menjadi fokus, tidak melebar kemana-mana.
1
3. Tujuan penelitian
Tujuan tentunya sangat ditentukan oleh masalah yang diajukan, dan intinya berisi tentang kontribusi hasil penelitian bagi kepentingan keilmuan atau kepentingan-kepentingan yang bersifat praktis.
4. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka bersi paparan riwayat penelitian yang pernah dilakukan, baik terkait dengan tema yang diangkat maupun dengan lokasi/kawasan yang akan diteliti. Paparan itu tidak hanya berisi tentang penemuan-penemuan penting dari peneliian yang sudah dilakukan, tapi juga mengenai pendekatan dan metode yang mereka gunakan. Karenanya, tinjauan pustaka juga berfungsi untuk menunjukkan orisinalitas penelitian, bahwa penelitian ini beda dengan penelitian yang sudah dilakukan, atau bisa juga bersifat melengkapi dan memperbaiki penelitian yang sudah dilakukan.
5. Kerangka teori
Kerangka teori merupakan kerangka untuk menjawab pertanyaan penelitian. Istilah “teori” di sini menunjuk pada sumber penyusunan kerangka, yang bisa berupa teori yang ada, definisi konsep, atau malah dapat pula dari logika. Orang biasanya ragu menggunakan kata “teori”, karena dianggapnya hanya untuk penelitian yang bernalar deduktif. Padahal tidak demikian. Sekali lagi, kerangka untuk menjawab pertanyaan penelitian tetap diperlukan dalam penelitian bernalar induktif. Jika konsep yang dijadikan sumber menyusun kerangka tersebut, maka sub judul ini bisa diganti menjadi “kerangka konseptual”. Jika logika yang digunakan, maka sub judul ini menjadi “kerangka pemikiran”.
6. Metode penelitian
ô€€¹ Pengertian metode, pendekatan, dan penalaran dalam skripsi kita sering bercampur aduk dan salah pakai.
ô€€¹ Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah konkrit dari penelitian: alasan pemilihan lokasi, dengan cara apat data dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Metode yang dipakai sangat ditentukan oleh masalah yang diajukan.
ô€€¹ Pendekatan adalah alat atau cara pandang yang digunakan untuk “mendekati” masalah
ô€€¹ Penalaran adalah cara atau alur berfikir (induktif, deduktif)
Konteks menulis proposal
1. Topik menarik
2. Memikirkan kemudahan dalam mengumpulkan dan menganalisis data
3. Penguasaan materi
2

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA MALARIA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat (Sudoyo, 2009).
Patuh adalah menuruti perintah secara ikhlas, tidak berlaku curang, setia dan taat (Poerwar, 2002). Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bila mana ia tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya (Prijodarminto, 2003).
Kepatuhan berobat adalah seorang menderita yang melaksanakan kewajibannya berobat sedemikian rupa sehingga mencapai suatu kesembuhan (Fahrudin dalam Andi, 2005).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lainnya, dan di dalamnya terdapat peranan
2
dari masing - masing anggota, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan yang telah ada (Riyadin, 2009).
Dukungan keluarga merupakan bantuan / sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat didalam sebuah keluarga (Francis dan Satiadarma, 2004).
WHO world malaria report 2009 dari 3,3 miliyar manusia atau separuh penduduk dunia hidup di daerah beresiko tertular malaria di 109 negara, 98% angka kematian malaria dunia berasal dari 35 negara. Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 dari 190-331 juta menderita malaria dan 708.000-1.003.000 meninggal dunia. 89% kematian akibat malaria terjadi di Afrika, malaria merupakan penyebab kematian nomor 5 akibat penyakit infeksi di Negara miskin dan penyebab kematian nomor 2 di Afrika. Data di Indonesia tahun 2011 dari 374 Kabupaten endemis terdapat 256.592 orang dari 1.322.451 orang diperiksa, dengan tingkat kejadiaan tahunan 1,75 per 1000 penduduk artinya setiap 1000 penduduk terdapat 2 orang terkena malaria (Awi, 2012).
Angka kejadian malaria di wilayah Kalimantan Selatan pada tahun 2010 pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dari 13 Kabupaten/Kota, terdapat tiga daerah terbanyak ditemukan malaria klinis dan dikatagorikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) malaria yakni Kabupaten Kotabaru 2.420 kasus, Kabupaten Tabalong 969 kasus, dan Kabupaten Banjar 801 kasus. Tahun 2011 Jumlah penderita malaria klinis dengan AMI (Annual Malaria
3
Incidence) 22,086 % dan jumlah malaria positif API (Annual Parasite Incidence) 79,14 % (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2011).
Jumlah penderita malaria klinis di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 adalah 840 orang dengan AMI 3,84 per 1000 penduduk dan jumlah malaria positif adalah 840 orang dengan API 3,84 per 1000 penduduk. Sedangkan jumlah kematian akibat penyakit malaria adalah 3 orang dengan CFR (Case Fatality Rates) 0,36. Desa endemis malaria di Kabupaten Tabalong berjumlah 14 desa yang tersebar di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Jaro (Lano, Solan, Garagata, Nalui, Jaro, Namun, Muang, Teratau), Kecamatan Muara Uya (Salikung dan Sei Kumap) dan Kecamatan Bintang Ara (Panaan, Dambung dan Hegarmanah). Data yang di peroleh dari Puskesmas Jaro Tahun 2011 jumlah malaria positif 364 orang dan tahun 2012 Puskesmas Jaro terdapat jumlah malaria klinis 1.799 orang dengan AMI 116,22 per 1000 penduduk dan jumlah malaria positif 882 orang dengan API 56,98 per 1000 penduduk (Puskesmas Jaro, 2012).
Dalam pengobatan penyakit malaria dilakukan beberapa upaya antara lain, pengobatan pencegahan (profilaksis), pengobatan klinis, pengobatan radikal, dan pengobatan masal. Upaya penyembuhan terhadap penyakit malaria ada kalanya sehingga penderita mengalami kekambuhan. Pada plasmodium falciparum dan plasmodium malariae tidak memiliki hipnozoit dalam sel hati. Kemungkinan berulangnya serangan malaria pada kedua jenis malaria ini umumnya disebabkan oleh kecenderungan parasit malaria yang masih tersisa didalam darah akibat pengobatan yang tidak sempurna/teratur. Kekambuhan
4
malaria seperti ini disebut rekrudesensi. Rekrudesensi terjadi dalam beberapa hari atau minggu (< 8 minggu) sesudah serangan malaria yang pertama. Rekrudesensi dapat terjadi sesudah periode laten serangan primer yaitu pada fase ini setelah 3 hari (Depkes, 2009).
Jenis malaria yang terbanyak di Puskesmas Jaro adalah malaria falciparum (Plasmodium falciparum) dengan pengobatan klinis yaitu pengobatan didasarkan dengan gejala klinis. Pengobatan Plasmodium falciparum yaitu lini pertama adalah kombinasi Artesunat + Amodiakuin + primakuin. Cara minum kombinasi Artesunat 4 tablet + Amodiaquin 4 tablet diminum tiap hari selama 3 hari dan untuk pemberian primaquin 3 tablet pada hari pertama dengan dosis tunggal dan diberikan per oral. Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala dan sakit perut (Soedarto, 2011).
Data dari Pukesmas Jaro pada tahun 2012 terdapat 446 orang yang tidak menyelesaikan pengobatan dan terdapat 436 orang yang menyelesaikan pengobataan. Jumlah malaria positif 882 orang dengan kejadian malaria kambuh 50,5 % yang mengalami terkena malaria untuk yang kedua dan ketiga kalinya. Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang bersifat akut dan kronis pada umumnya rendah. Penelitian yang melibatkan pasien berobat jalan menunjukan bahwa lebih dari 70% pasien tidak minum obat sesuai dengan dosis yang seharusnya (Endang, 2009).
Adapun dampak dari ketidakpatuhan dalam pengobatan yaitu infeksi plasmodium falciparum yang dapat memberikan manifestasi malaria berat, baik
5
pada orang dewasa maupun anak-anak. Kegagalan dalam melakukan pengobatan terhadap malaria ringan dapat menyebabkan terjadinya malaria berat / meluasnya malaria karena transmisi infeksi, menyebabkan infeksi berulang/gejala berulang (re-infeksi / rekrudesensi) dan bahkan timbulnya resistensi. Dampak dari penderita melakukan pengobatan dengan efektif yaitu dapat mengurangi / membasmi parasitmia, mencegah komplikasi dan kematian, mengobati rekrudensi atau relaps, mencegah penyakit kambuh lagi / kembali dan mengurangi penularan / memutus tali penularan (Harijanto, 2011)
Menurut Feuer Stein et al dalam Niven (2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, dukungan keluarga, serta keyakinan, sikap dan kepribadian pasien.
Dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang mempengaruhi kepatuhan penderita malaria.
Adapun bentuk dukungan keluarga menurut Smith dalam Mustika (2007) yaitu dukungan emosional, dukungan fisik, dukungan informasional, dukungan penghargaan dan komunikasi.
Lawrence green (1990) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan adalah dukungan dari masyarakat sekitar terutama dukungan dari keluarga terdekat. Hal ini didukung oleh pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa keluarga dan teman merupakan salah satu unsur pendukung dalam perilaku kepatuhan. Secara
6
umum orang merasa bahwa menerima penghiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang biasanya cenderung lebih mudah mengikuti / mematuhi nasehat dari pada penderita malaria yang kurang / tidak mendapat dukungan keluarga.
Seseorang yang memiliki dukungan keluarga akan memiliki perilaku sehat dalam diri seseorang, sehingga seseorang itu terdorong untuk mematuhi pengobatan yang diberikan. Seseorang yang tidak memiliki dukungan keluarga cenderung lebih banyak tidak patuh dalam pengobatan, misalkan seseorang itu berpandangan negatif terhadap pengobatan dengan tidak ada dukungan dari keluarga sehingga membuat seseorang itu tidak ada dorongan untuk patuh dalam pengobatan. Menurut Kelman (1999) Seseorang akan terdorong untuk melakukan tindakan pengobatan atau pencegahan terhadap suatu penyakit oleh karena adanya dukungan keluarga yang tinggi.
Setelah dilakukan studi pendahuluan pada tanggal 15 Oktober 2012 dengan wawancara dan observasi pada 10 orang penderita malaria didapatkan data 7 orang tidak teratur minum obat karena tidak mendapat dukungan keluarga dan 3 orang teratur minum obat dengan dukungan keluarga. Penderita tidak teratur minum obat didapatkan informasi tidak ada yang mengingatkan untuk minum obat dan kurangnya dorongan dari keluarga. Penderita yang tidak patuh dalam minum obat malaria akan beresiko mangalami perburukan dan dapat berubah menjadi malaria berat karena pengobatan yang tidak efektif.
7
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang“Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
1.3.2.2 Mengidentifikasi kepatuhan minum obat pada penderita malaria wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
8
1.3.2.3 Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Jaro Kabupaten Tabalong.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan selanjutnya, sehingga menambah kejelasan dan kebenaran dari ilmu pengetahuan yang sudah ada serta dapat memperjelas data-data yang belum diyakini keabsahannya.
1.4.3 Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Jaro tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria dapat dijadikan pedoman untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
1.4.4 Bagi Penderita
Diharapkan peneliti dapat memberikan informasi serta masukan bagi penderita tentang pentingnya dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat malaria.
9
1.5 Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti belum pernah ada judul / penelitian persis sama dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang. Namun ada beberapa penelitian – penelitian yang telah / pernah dilakukan penelitian sebelumnya terkait dengan malaria, diantaranya :
1.5.1 Penelitian Hj. Rofikah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin, dengan judul faktor – faktor yang berhubungan dengan cara pencegahan penyakit malaria di Puskesmas Jaro Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong 2006. Penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross-sectional, penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, cara hidup dan riwayat penyakit sebelumnya dan variabel terikat yaitu cara pencegahan penyakit malaria. Tempat penelitian di desa Jaro wilayah kerja Puskesmas Jaro pada tahun 2007, populasi penelitian adalah masyarakat desa Jaro dengan analisis yang digunakan adalah chi square responden penelitian 43 responden didapat dengan cara pencegahan baik 9 orang dan dengan cara pencegahan kurang baik 34 orang. Hasil penelitian diperoleh hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi, cara hidup dan riwayat penyakit dengan cara pencegahan malaria (p<0,5) sedangkan faktor umur, jenis kalamin dan tingkat pendidikan tidak ada hubungan yang signifikan dengan cara pencegahan malaria (p>0,5).
10
1.5.2 Penelitian Mugni, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin, dengan judul gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria di desa Satu’un Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode angket terbuka, variabel bebas yaitu pengetahuan dan variabel terikat yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria. Tempat desa Satu’un Kecamatan Muara Uya tahun 2007, populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di desa Satu’un 204 KK dan sampel 153 keluarga sebagai responden. Hasil penelitian adalah tingkat pengetahuan tentang pengertian 14% kategori kurang, penyebab malaria 64% dengan katagori kurang, tanda dan gejala malaria 10% dengan kategori kurang, pencegahan malaria 21,8% kategori kurang, pemberantasan malaria 19% kategori kurang.
1.5.3 Penelitian M. Arifin Rahman, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin, dengan judul pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria terhadap sikap warga desa Bakau Pemukan Utara Kabupaten Kota Baru dalam pencegahan dan pemberantasan malaria. Penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan non randomized pretest-posttest control groups design, variabel bebas sikap dan pengaruh penyuluhan kesehatan dan variabel terikat pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria. Tempat desa Bakau Pamukan Utara Kabupaten Kota Baru,
11
populasi penelitian adalah semua warga desa Bakau Pamukan pada tanggal 22 November 2010, sampel yang diambil 60 warga terdiri dari 30 responden yang diberikan informasi melalui penyuluhan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dan 30 responden sebagai control, sampel dipilih secara purposive sampling jenis quota sampling yaitu membagi populasi 2 strata / kategori, pretest-posttest dilakukan dengan uji statistic independent-test dan dikatakan signifikan jika p<0,05. Hasil penelitian sikap warga sebelum diberikan penyuluhan pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria bernilai sikap kurang baik dan sikap warga yang sudah diberikan penyuluhan tentang pencegahan dan pemberantasan malaria bernilai sikap baik. Ada pengaruh penyuluhan sebelum dan sesudah penyuluhan.
Perbedaan penelitian yang pernah dilakukan dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah judul hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita malaria diwilayah kerja puskesmas Jaro kabupaten Tabalong, rancangan penelitian ini adalah cross sectional, dengan variabel bebas dukungan keluarga dan variabel terikat kepatuhan minum obat pada penderita malaria, tempat penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Jaro, waktu penelitian adalah pada tanggal 15 Oktober 2012, populasi penelitian ini adalah seluruh penderita malaria yang berobat di Puskesmas Jaro dan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel 10 orang.


MOHON MAAF FILE SKRIPSI YANG BISA KAMI TAMPILKAN TERBATAS, JIKA ANDA BERMINAT MEMILIKI FILE LENGKAP DARI BEBERAPA JUDUL SKRIPSI DI ATAS ATAU FILE SKRIPSI YANG ANDA CARI TIDAK ADA DALAM POSTING KAMI, SILAKAN HUBUNGI KAMI VIA EMAIL ATAU DENGAN MEMBERI KOMENTAR PADA POSTINGAN YANG ADA DI BLOG

JENIS-JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar untuk memberikan klasifikasi akan jenis penelitian tersebut. Secara umum jenis penelitian didasarkan pada cara pandang Etika Penelitian dan Pola Pikir yang melandasi suatu model konseptual.
Jenis penelitian sesuai dengan Etika Penelitian terdini dari 3 (tiga) macam yaitu: penelitian terapetik, non-terapetik, dan pada subyek khusus. Untuk dapat melaksanakan jenis penelitian ini disyaratkan untuk melakukan suatu tahapan persiapan penelitian yang disebut sebagai Kode Etik Penelitian. Pada fase ini, peneliti harus dapat mempertahankan apa yang menjadi rencana penelitiannya didepan Majelis Kode Etik, yang akan mengeluarkan sertifikat Etika Penelitian (Ethical Clearance) yang artinya peneliti dapat meneruskan penelitiannya, dengan dipersyaratkan salah satunya adalah: mengadakan Informed Concent pada calon sampel sebagal persetujuan
A. Penelitian Menurut Etika
1. Penelitian Terapetik
Penelitian terapetik adalah penelitian yang dilakukan pada pasien dan ditujukan untuk pencapaian penyembuhan, baik dengan memberikan obat maupun dengan cara lain, seperti pembedahan atau radiasi. Dalam hal ini penelitian tersebut dapat berupa penelitian dasar (basic research) maupun penelitian terapan (applied research). Pada umumnya institusi pendidikan merupakan pusat penelitian dasar, sedangkan berbagai lembaga pemerintahan, seperi LIPI, Dewan Ristek, dan lainnya melaksanakan kegiatan penelitian terapan. Contoh penelitian tentang adanya efek metabolik (hipoglikemik dan hipolipidemik) buncis dan bawang merah, akhirnya memberikan masukan untuk penelitian dasar, yaitu untuk mengetahui bahan mumi dan mekanisme adanya metabolik buncis dan bawang merah tersebut.
2. Penelitian Non-terapetik
Penelitian non-terapetik adalah penelitian pada pasien serta tidak berkaitan langsung dengan pengobatan, meskipun akhirnya hasil tersebut akan memberikan manfaat pada terapi. Penelitian ini bertujuan mencari data kausal maupun konseptual yang dapat menjelaskan terjadinya suatu sindroma.
Penelitian non-terapetik hendaknya jangan dilakukan pada ibu hamil atau menyusui yang mungkin dapat memberikan resiko pada janin dan bayi. Contohnya adalah: pemeriksaan kadar C-peptide pada pasien DM, dapat menentukan apakah DM tersebut Tipe IDDM ataukah NJDDM, yang pada akhirnya penelitiannya akan bermanfaat pada bidang terapi.

B. Penelitian Pada Subyek Khusus/Tertentu
Penelitian pada subyek khusus atau tertentu, pada umumnya adalah penelitian yang diterapkan pada subyek yang memiliki ketergantungan pada orang lain (dependent-person), misalnya pada:
a.bayi atau anak di bawah umur,
b.wanita hamil atau menyusui,
c.pasien dengan gangguan jiwa atau keterbelakangan mental, dan
d.kelompok sosial di bawah pengaruh pimpinan atau penguasa, misalnya: mahasiswa kedokteran, perawat, pegawai rumah sakit, pegawai farmasi, ketentaraan, penghuni lembaga pemasyarakatan, dan pasien penyakit di daerah endemik.
C. Jenis Penelitian Menurut Pendekatan Analisis
Selain klasifikasi penelitian menurut cara pandang etika, ada pula klasifikasi penelitian berdasarkan cara pandang melalui pendekatan analisisnya. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu: penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
  1. Jenis penelitian menurut pendekatan kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka-angka) yang diolah dengan metoda statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan jumlah sampel besar. Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.
a.       Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristrik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis yang sering digunakan adalah: analisis persentase dan analisis kecenderungan. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum.
b.      Penelitian inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan diupayakan bersifat umum.
D. Jenis Penelitian Menurut Pola Pikir
Jenis penelitian dipandang dari pola pikir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: (a) jenis penelitian menurut tujuannya dan (b) menurut penerapannya.
a. Jenis Penelitian berdasarkan Tujuan
1) Penelitian Eksploratif
Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
2) Penelitian Pengembangan
Jenis penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan aspek ilmu pengetahuan. Misalnya: penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan terapi gen untuk penyakit-penyakit menurun.
3) Penelitian Verifikatif
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena. Misalnya saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan mampu mengobati penyakit mata dan kulit. Fenomena ini harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air tersebut mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.
b. Jenis Penelitian Menurut Penerapannya
1) Penelitian Dasar
Penelitian dasar yaitu penelitian tentang ilmu dasar sehingga dengan demikian belum dapat diterapkan secara klinik. Misalnya daun mahoni dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus. Hasil penelitian i, nantinya dapat diterapkan pada manusia bila secara klinik terbukti kebenarannya.
2) Penelitian Terapan
Penelitiän terapan adalah penelitian yang hasilnya dapat langsung digunakan untuk kepentingan masyarakat, karena sudah lulus dalam uji klinik. Pada awalnya penelitian terapan ini didasarkan pada hasil penelitian dasar Misalnya efek hipoglikemik buncis, bawang merah, dan bawang putih pada pasien DM.
E. Jenis Penelitian Menurut Pelaksanaan dan Pendekatan
1. Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan ciri: waktu penelitian lama, memerlukan biaya yang relatif besar, dan melibatkan populasi yang mendiami wilayah tertentu, dan dipusatkan pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan perkembangan dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu.
a.       Kohort
Penelitian kohort sering juga disebut penelitian follow up atau penelitian insidensi, yang dimuali dengan sekelompok orang (kohor) yang bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub kelompok tertentu sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial terjadinya penyakit atau outcome.
Penelitian kohor memberikan informasi terbaik tentang penyebab penyakit dan pengukurannya yang paling langsung tentang resiko timbulnya penyakit. Jadi ciri umum penelitian kohor adalah:
1) dimulai dari pemilihan subyek berdasarkan status paparan
2) melakukan pencatatan terhadap perkembangan subyek dalam kelompok studi amatan.
3) dimungkinkan penghitungan laju insidensi (ID) dan masing-masing kelompok studi.
4) peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit dan tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan.
Oleh karena penelitian kohor diikuti dalam suatu periode tertentu, maka rancangannya dapat bersifat restropektif dan prospektif, tergantung pada kapan terjadinya paparan pada saat peneliti mau mengadakan penelitian.
Rancangan penelitian kohor prospektif, jika paparan sedang atau akan berlangsung, pada saat penelitian memulai penelitiannya. Rancangan kohor retrospektif, jika paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai penelitiannya. Jenis penelitian ini sering disebut sebagai penelitian prospektif historik.
Kelebihan penelitian jenis kohor adalah sebagai berikut:
1) adanya kesesuaian dengan logika studi eksperimental dalam membuat inferensi kausal, yaitu penelitian dimulai dengan menentukan faktor penyebab yang diikuti dengan akibat.
2) peneliti dapat menghitung laju insidensi, sesuatu hal yang hampir tidak mungkin dilakukan pada studi kasus kontri, sehingga raju insidensi (IDR).
3) sesuai untuk meneliti paparan yang langka.
4) memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek secara serentak dan sebuah paparan.
5) bias yang terjadi kecil
6) tidak ada subyek yang sengaja dirugikan.
Kelemahan penelitian kohor pun ada, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang mahal.
2) membutuhkan ketersediaan data sekunder yang cukup mendukung.
3) Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari penyakit yang langka. : hilangnya subyek amatan selama masa penelitian.
4) tidak cocok menentukan merumuskan hipotesis tentang faktor etiologi lainnya untuk penyakit amatan.

b.      Penelitian cross-sectional (Lintas-Bagian)
Penelitian lintas-bagian adalah penelitian yang mengukur prevalensi penyakit~ Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak pada individu dan populasi tunggal pada satu saat atau periode tertentu.
Penelitian lintas-bagian relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan dan populasi tersebut. instrumen yang sering digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara, dan isian kuesioner.
Kelebihan penelitian lintas-bagian adalah: mudah untuk dilakukan, murah, dan tidak memaksa subyek untuk mengalami faktor yang diperkirakan bersifat merugikan kesehatan (faktor resiko) dan tidak ada subyek yang kehilangan kesempatan untuk memperoleh terapi yang diperkirakan bermanfaat.
Kelemahan penelitian lintas-bagian adalah memiliki validitas inferensi yang lemah dan kurang mewakili sejumlah populasi yang akurat, oleh karena itu penelitian ini tidak tepat bila digunakan untuk menganalisis hubungan kausal paparan dan penyakit.

c.       Penelitian Kasus Kontrol (case control)
Penelitian kasus kontrol adalah rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Ciri penelitian ini adalah: pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol.
Jenis penelitian ini dapat saja berupa penelitian restrospektif bila peneliti melihat ke belakang dengan menggunakan data yang berasal dari masa lalu atau bersifat prospektif bila pengumpulan data berlangsung secara berkesinambungan sering dengan berjalannya waktu. Idealnya penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan penyebab dan kelangsungan hidup.






F. Jenis Penelitian Menurut Desain dan Bobot Penelitian
1. Penelitian Historis (historical research)
Tujuan penelitian histonis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifisi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali penelitian yang demikian itu berkaitan dengan hipotesis-hipotesis tertentu.
Contoh penelitian historis adalah Studi mengenai praktek bawon di daerah pedesaan di Jawa Tengah, yang bermaksud memahami dasar-dasarnya diwaktu yang lampau serta relevansinya untuk waktu kini; studi ini dimaksudkan juga untuk mentest hipotesis bahwa nilai-nilai sosial tertentu serta rasa solidaritas memainkan peranan penting dalam berbagai kegiatan ekonomi pedesaan.
Ciri yang menonjol dari penelitian historis adalah;
a. Penelitian historis lebih bergantung kepada data yang diobservasi orang lain dari pada yang diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat yang menganalisis keotentikan, ketepatan, dan pentingnya sumber-sumbernya.
b. Berlainan dengan anggapan yang populer, penelitian historis haruslah tertib ketat, sistematis, dan tuntas; seringkali penelitian yang dikatakan sebagai suatu penelitian historis hanyalah koleksi informasi-informasi yang tak layak, tak reliabel, dan berat sebelah.
c.Penelitian historis tergantung kepada dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer, yaitu Si peneliti (penulis) secara langsung melakukan observasi atau menyaksikan kejadian-kejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dan sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya. Di antara kedua sumber itu, sumber primer dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama, dan diberi prionitas dalam pengumpulan data.
d. Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan apakah dokumen relik itu otentik, sedang kritik internal menanyakan Apabila data itu otentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?. Kritik internal harus menguji motif, keberatsebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu dan memberikan informasi yang terpalsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkan penelitian historis itu sangat tertib-ketat, yang dalam banyak hal lebih dibanding dari pada studi eksperimental.
e. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dan sumber yang lebih luas. Penelitian historis juga menggali informasi-informasi yang lebih tua dari pada yang umum dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan yang standar.
Langkah pokok untuk melaksanakan penelitian historis sebagai berikut:
a. Definisi masalah. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada diri sendiri:
1) Apakah cara pendekatan historis ini merupakan yang terbaik bagi masalah yang sedang digarap?
2)Apakah data penting yang diperlukan mungkin di dapat?
3) Apakah hasilnya nanti mempunyai cukup kegunaan?
b. Rumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin, rumuskan hipotesis yang akan memberi arah dan fokus bagi kegiatan penelitian itu.
c. Kumpulkan data, dengan selalu mengingat perbedaan antara sumber primer dan sumber sekunder.
d. Suatu keterampilan yang sangat penting dalam penelitian historis adalah cara pencatatan data : dengan sistem kartu atau dengan sistem lembaran, kedua duanya dapat dilakukan.
e. Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik eksternal dan kritik internal.
f. Tuliskan laporan.

2. Penelitian Deskriptif (descriptive research)
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Beberapa contoh penelitian macam ini adalah:
a. Survei mengenai pendapat umum untuk menilai sikap para pemilih terhadap rencana perubahan tahun pelajaran.
b. Survei dalam suatu daerah mengenai kebutuhan akan pendidikan keterampilan.
c. Studi mengenai kebutuhan tenaga kerja akademik pada suatu kurun waktu tertentu.
d. Penelitian mengenai taraf serap pelajar-pelajar SMA.
Ciri yang menonjol dan penelitian deskriptif adalah sebagai berikut : Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandaan (deskripsi) mengenai situasi atau kejadian. Dalam anti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode deskriptif. Tetapi para ahli dalam bidang penelitian tidak ada kesepakatan mengenai apa sebenarnya penelitian deskriptif itu. Sementara ahli memberikan arti penelitian deskriptif itu lebih luas dan mencakup segala macam bentuk penelitian kecuali penelitian historis dan penelitian eksperimental, dalam anti luas, biasanya digunakan istilah penelitian survei.
Tujuan penelitian survei:
a. Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada.
b. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau bentuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
c. Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
d. Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agan dapat belajar dari meneka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.

3. Penelitian Perkembangan (developmental research)
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Beberapa contoh penelitian perkembangan yang lazim dilakukan:
a. Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel sejumlah anak pada taraf-taraf perkembangan yang berbeda-beda.
b. Studi-studi cross-sectional yang mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sejumlah sampel yang terdiri dari kelompok-kelompok umur yang mewakili taraf perkembangan yang berbeda-beda.
c. Studi-studi kecenderungan yang dimaksudkan untuk menentukan pola-pola perubahan di masa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-kondisi di waktu yang akan datang.
Ciri penelitian perkembangan yang menonjol sebagai berikut:
a. Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Tugasnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan ~ pola-pola pertumbuhannya, lajunya, arahnya, perurutannya, dan bagaimana berbagai faktor berhubungan satu sama lain dan mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?.
b. Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya subyek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama; berbagai faktor mempengaruhi atrisi dalam studi longitudinal. Lebih dan itu, sekali dimulai, metode longitudinal tidak memungkinkan perbaikan dalam hal-hal teknis tanpa kehilangan kontinuitas metode itu.
c. Studi-studi cross-sectional biasanya meliputi subyek lebih banyak, tetapi mencandra faktor pertumbuhan yang lebih sedikit dari pada studi longitudinal. Walaupun metode longitudinal itu adalah satu-satunya metode langsung untuk mempelajari perkembangan manusia, namun cara pendekatan cross-sectional lebih murah dan lebih cepat karena kurun waktu yang panjang diganti oleh pengambilan sampel dan berbagai kelompok umur. Dalam metode cross sectional soal sampling adalah rumit. Untuk membuat generalisasi intrinsik mengenai pola perkembangan dan sampel anak-anak dan perurutan umur ini mengandung risiko mencampuradukkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dan proses sampling.
d. Studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya, ramalan untuk masa yang panjang adalah hanya educated guess, sedang ramalan untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan lebih valid.
Langkah pokok yang harus dilakukan dalam penelitian perkembangan:
a. Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
b. Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan memperbandingkan metodologi-metodologi penelitian, termasuk alat-alat yang telah ada dan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikembangkan.
c. Rancangan cara pendekatan.
d. Kumpulkan data.
e. Evaluasi data yang terkumpul
f. Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.
4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study And Field Research).
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
Contoh penelitian kasus dan penelitian lapangan yang umum dilaksanakan:
a. Studi-studi yang dilakukan Piaget mengenai perkembangan kognitif pada anakanak.
b. Studi secara mendalam mengenai seorang anak yang mengalami ketidakmampuan belajar yang dilakukan oleh seorang ahli psikologi.
c. Studi secara intensif mengenai kebudayaan kota dalam serta kondisi-kondisi kehidupannya pada suatu kota metropolitan.
d. Studi lapangan yang tuntas mengenal kebudayaan kelompok-kelompok masyarakat terpencil.
Ciri utama yang menonjol adalah:
a. Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit tersebut. Tergantung kepada tujuannya, ruang lingkup penelitian itu mungkin mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja; studi demikian itu mungkin mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus tertentu atau dapat pula mencakup keseluruhan faktor-faktor dan kejadian-kejadian.
b. Dibanding dengan studi survei yang cenderung untuk meneliti sejumlah kecil variabel pada unit s~mpel yang besar, studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
Keunggulan yang utama dan penelitian kasus sebagai berikut:
a. Penelitian kasus terutama sangat berguna untuk informasi latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Karena studi yang demikian itu intensif sifatnya, menerangi variabel yang penting, proses, dan interaksi, yang memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian kasus itu merintis dasar baru dan sering kali merupakan sumber hipotesis-hipotesis untuk penelitian lebih jauh.
b. Data yang diperoleh dan penelitian kasus memberikan contoh yang berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan yang digeneralisasikan dengan statistik.
Kelemahan penelitian kasus meliputi:
a. Karena fokusnya yang terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya. Studi yang demikian itu tidak memungkinkan generalisasi kepada populasinya, sebelum penelitian lanjutan yang berfokus pada hipotesis tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.
b. Penelitian kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan subyektif. Kasusnya sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya dan bukan atas dasar sifat khasnya. Sejauh pendapat selektif menentukan apakah data tertentu diikutsertakan atau tidak, atau memberikan makna tinggi atau rendah, atau menempatkan data tersebut dalam konteks tertentu dan bukan pada konteks yang lain, maka interpretasi subyektif akan mempengaruhi hasilnya.
Langkah pokok yang harus dilakukan untuk melaksanakan penelitian kasus meliputi:
a. Rumuskan tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan unit studi itu dan sifat-sifat, saling hubungan serta proses yang mana yang akan menuntun penelitian?.
b. Rancangan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber data mana yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang akan digunakan?.
c. Kumpulkan data.
d. Organisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi yang koheren dan terpadu secara baik.
e. Susunlah laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.
5. Penelitian Korelasional (correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Contoh penelitian korelasional yang umum dilakukan:
a. Studi yang mempelajari saling berhubungan antara skor pada test masuk perguruan tinggi indeks prestasi.
b. Studi secara analisis faktor mengenai beberapa test kepribadian.
c. Studi untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada test bakat.
Ciri penelitian korelasional meliputi:
a. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasikan.
b. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling berhubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
c. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
d. Hal ml berbeda misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang dapat memperoleh hasil mengenai ada atau tidak adanya efek tertentu.
Penelitian korelasional mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Hasilnya cuma mengidentifikasikan apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal.
b. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas.
c. Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur.
d. Sering merangsang penggunaannya sebagai macam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagal data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna dan bermakna.
Langkah pokok dalam melaksanakan penelitian korelasional adalah;
a. Definisikan masalah.
b. Lakukan penelaahan kepustakaan.
c. Rancangkan cara pendekatannya:
1)  Indentifikasikan variabel-variabel yang relevan;
2)  Tentukan subyek yang sebaik-baiknya;
3)  Pilih atau susun alat pengukur yang cocok;
4)  Pilih metode korelasional yang cocok untuk masalah yang sedang digarap.
d.  Kumpulkan data.
e.  Analisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya.
f.  Tuliskan laporan.

6. Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-comparative research)
a.  Tujuan
Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara: berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
b.  Contoh
1)  Penelitian mengenai faktor yang menjadi ciri pribadi yang gampang dan tidak gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan yang ada pada perusahaan asuransi.
2)  Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan kelas VI SD.
3)  Penelitian kausal-komperatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependent variabel) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
c.  Keunggulan
Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan:
1)           Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
2)           Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
3)           Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dan segi etika diragukan/dipertanyakan.
d. Kelemahan
Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas pemilihan yang dapat dilakukan, penelitian harus mengambil fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin diajukan yang mungkin mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
7. Penelitian Eksperimental-Sungguhan (true-experimental research).
a. Tujuan
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
b. Contoh
1)           Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada murid-murid kelas Ill SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf inteligensi murid (tinggi, sedang, rendah), dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan inteligensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.
2)           Penelitian untuk menyelidiki efek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap murid-murid SMP, dengan menggunakan kelompok eksperimen (yang diperkenalkan dengan program itu), dan dengan menggunakan rancangan pre test-post test dimana hanya separo dari murid-murid itu secara random menenma pretest untuk menentukan seberapa besarnya perubahan sikap itu dapat dikatakan disebabkan oleh pre-testing atau oleh program pendidikan.
3)           Penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada murid-murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan sosial ekonomi orang tua dan taraf inteligensi.
c. Ciri
1)           Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
2)           Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenal perlakuan eksperimental.
3)           Memusatkan usaha pada pengontrolan variabel
4)           Internal validity merupakan tujuan pertama metode eksperimental. Pernyataan yang perlu dijawab adalah: Apakah manipulasi eksperimental pada studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan?
5)           Tujuan ke dua metode eksperimental adalah external validity yang menanyakan persoalan: seberapa repsentatifkah penemuan penelitian ini dan seberapa jauh hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subyek atau kondisi yang semacam?
6)           Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. Misalnya rancangan faktoral dan analisis variabel, dapat sekaligus menggunakan lebih dan satu kelompok eksperimental. Hal-hal yang demikian itu memungkinkan untuk secara serempak menentukan (1) efek variabel bebas utama (perlakuan), (2) variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi, dan (3) interaksi antara kombinasi variabel bebas dan atau variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi tertentu.
7)           Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun cara ini juga paling nestnktif dan dibuat-buat (artificial). Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama kalau metode ini dikenakan kepada manusia dalam dunianya, karena manusia sering berbuat lain apabila tingkah lakunya dibatasi secara artifisial, dimanipulasikan atau diobservasi secara sistematis dan dievaluasi.

8. Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
a.     Tujuan
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada internal validity dan external validity rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
b.    Contoh
1)    Penelitian untuk menyelidiki efek dua macam cara menghafal (spaced vs. Massed practice) dalam menghafal suatu daftar kata-kata asing pada empat buah SMA tanpa dapat menentukan penempatan murid pada perlakuan secara random atau mengawasi waktu-waktu latihannya secara cermat.
2)    Penelitian untuk menilai keefektifan tiga cara mengajar konsep dasar dan prinsip ekonomi di SD apabila guru tertentu dapat secara sukarela menjalankan pengajaran itu karena tertarik akan bahannya.
3)    Penelitian pendidikan yang menggunakan pre test-post test, yang di dalamnya variabel seperti kematangan, efek testing, regresi statistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau justru terlewat dan penelitian.
4)    Berbagai penelitian mengenai berbagai problem sosial seperti kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung, dan sebagainya, yang di dalamnya kontrol dan manipulasi tidak selalu dapat dilakukan.
c.     Ciri
1)    Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dan variabel tersebut. Si peneliti mengusahakan untuk sampai sedekat mungkin dengan ketertiban penelitian eksperimental yang sebenarnya, dengan hati-hati menunjukkan perkecualian dan keterbatasannya. Karena itu, atas identifikasi secara hati-hati mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internal validity dan external validity.
2)    Perbedaan antara penelitian eksperimental-sungguhan dan penelit1an eksperimental-semu adalah kecil, terutama kalau yang dipergunakan sebagai subyek adalah manusia misalnya dalam psikologi.
3)    Walaupun penelitian tindakan dapat mempunyai status eksperimental-semu, namun seringkali penelitian tersebut sangat tidak formal, sehingga perlu diberi kategori tersendiri. Sekali rencana penelitian telah dengan sistematis menguji masalah validitas, bergerak menjauhi alam intuitif dan penjelajahan (exploratory), maka permulaan metode eksperimental telah mulai terwujud.
9. Penelitian Tindakan (action research)
a.         Tujuan
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
b.         Contoh
Suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekera dengan anak putus sekolah; untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi; dan untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modem atau metode menanam padi yang inovatif.
c.         Ciri
1)         Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2)         Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan barn, yang lebih baik dari pada cara pendekatan impresionistik dan fragmentaris. Cara penelitian ini juga empiris dalam arti bahwa penelitian tersebut mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasar pada pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
3)         Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on the spot experimentation dan inovasi.
4)         Walaupun berupaya supaya sistematis, namun penelitian tidak akan terlepas dan ketidaktertiban ilmiah, karenanya validitas internal dan eksternalnya adalah lemah. Tujuannya situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat kecil. Karena itu, hasilnya walaupun berguna untuk dimensi praktis, namun tidak secara langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.



RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut.
Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka tujuan rancangan penelitian adalah untuk memberikan suatu rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Konsideran utamanya dalam rancangan perencanaan adalah untuk mengkhususkan mekanisme kontrol yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga jawaban atas pertanyaan akan menjadi jelas dan sahih. Selanjutnya rancangan penelitian dalam makna pelaksanaan, sangat terkait dengan pembuktian hipotesis, menyatakan suatu kejelasan hubungan sebab akibat dan setiap variabel yang terlibat, dan dari penentuan instrumen pengumpulan data akan jelas terukur tingkat validitas internal dan validitas eksternal.
Rancangan penelitian lebih menekankan pada aspek baik atau tidak baik dan sangat tergantung pada derajat akurasi yang diinginkan oleh peneliti, derajat pembuktian hipotesis, dan tingkat perkembangan dan ilmu pengetahuan yang menjadi perhatian. Oleh karena itu tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa rancangan penelitian tidak ada yang tepat sekali, satu sama lain memiliki titik lebih dan titik kurang. Penentuan rancangan penelitian seringkali didasarkan pada pertimbangan praktis dan kompromi peneliti terhadap cakupan area penelitiannya.
Oleh karena itu, rancangan penelitian banyak sekali ragamnya. Para ahli belum ada kesepakatan diam penggolongan rancangan penelitian. Namun demikian, secara umum rancangan penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu: rancangan penelitian tanpa perlakuan (kelompok deskriptif) dan rancangan penelitian dengan perlakuan (kelompok eksperimen).
A.        Rancangan Penelitian Deskriptif
Rancangan penelitian deskriptif pada dasarnya bertujuan untuk memberikan deskripsi dengan maksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tipe deskripsi yang dihasilkan tergantung pada banyaknya informasi yang dimiliki peneliti tentang topik sebelum proses pengumpulan data. Secara umum, biasanya rancangan deksriptif dibagi menjadi dua yaitu: rancangan eksploratori dan survei. Rancangan deskriptif yang lainnya adalah sensus atau penelitian populasi. Ciri utama dan rancangan penelitian deskriptif tidak menyatakan adanya hubungan sebab dan akibat serta tidak terlalu kompleks, karena biasanya penelitian ditujukan untuk meneliti variabel atau populasi tunggal.


1.         Rancangan penelitian eksploratori
Jenis rancangan penelitian eksploratif, adalah jenis rancangan penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru dari hasil eksplorasi yang mendalam pada obyek tertentu. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Rancangan penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
2.         Rancangan penelitian survei
Penetapan rancangan penelitian survei bertujuan:
a.         Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada.
b.         Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau bentuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
c.         Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
d.         Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
B.        Rancangan Penelitian Eksperimen
Semua rancangan percobaan atau eksperimen mempunyai karakteristik sentral yaitu didasarkan pada adanya manipulasi variabel bebas dan mengukur efek pada variabel terikat. Rancangan eksperimen klasik terdiri dan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen, variabel bebasnya dimanipulasi. Dalam kelompok kontrol variabel terikatnya yang diukur, maka tidak ada perubahan yang dibuat pada variabel bebasnya.
Secara umum ciri rancangan penelitian eksperimen yang baik adalah:
1.         Subyek secara acak dipilih ke dalam kelompok-kelompok.
2.         Peneliti merancang manipulasi yang akan diberikan pada variabel eksperimen dan dilakukan kontrol yang ketat.
3.         Terdapat setidak-tidaknya dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol yang satu sama lain sebagai pembanding.
4.         Selalu digunakan analisis varians untuk meminimalkan varians dan error dan memaksimumkan varians dari variable yang diteliti dan berkaitan dengan hipotesis yang ditetapkan.
Oleh karena peneliti harus mampu melakukan kontrol yang ketat terhadap variabel eksperimen, maka ada tiga prinsip dasar dalam pelaksanaan rancangan eksperimen yaitu:
1.         Replikasi, pengulangan dari eksperimen dasar. Hal ini berguna untuk memberikan estimasi yang lebih tepat terhadap error eksperimen dan memperoleh estimasi yang lebih baik terhadap rata-rata pengaruh yang ditimbulkan dan perlakuan.
2.         Randomisasi, bermanfaat untuk meningkatkan validitas dan mengurangi bias utamanya dalam hal pembagian kelompok dan perlakuan.
3.         Kontrol internal, melakukan penimbangan. bloking. dan penge4ompokan dan unit-unit percobaan yang digunakan. Hal ini bermanfaat untuk membuat prosedur yang lebih akurat, efisien, dan sensitif.

Error eksperimen dalam sebuah penelitian eksperimen dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu:
a.         Kesalahan dari percobaan yang sedang dilakukan.
b.         Kesalahan pengamatan.
c.         Kesalahan pengukuran.
d.         Variasi dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
e.         Pengaruh kombinasi dari faktor-faktor luar.
Semakin banyak replikasi memang membawa konsekuensi penelitian eksperimen itu mahal dan memakan waktu relatif lama. Oleh karena itu, pertimbangan untuk menentukan banyaknya replikasi sangat ditentukan oleh:
a.         Luas dan banyaknya jenis unit percobaan.
b.         Bentuk unit percobaan.
c.         Variabilitas dan ketersediaan material percobaan.
d.         Derajat ketelitian yang diinginkan. Derajat kebebasan diharapkan tidak boleh kurang dan 10-15.

1.         Rancangan Eksperimental-Sungguhan (trueexperimental research)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Rancangan eksperimental sungguhan yang cukup dikenal adalah:
a.         Control group posttest-only design
Dalam model rancangan ml, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibentuk dengan prosedur random, sehingga keduanya dapat dianggap setara. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan. Setelah perlakuan telah diberikan dalam jangka waktu tertentu, maka setelah itu dilakukan pengukuran variabel terikat pada kedua kelompok tersebut, dan hasilnya dibandingkan perbedaannya.
Model rancangan ini cocok untuk kondisi yang tidak dimungkinkan diakukan pre test atau ketika dikhawatirkan akan adanya interaksi antara pre test dengan perlakuan yang diberikan. Rancangan ml mampu mengendalikan faktor histori, maturasi, dan pre tes, tetapi tidak mampu mengukur besarnya efek dan faktor-faktor tersebut.
b.         Pre test-post tes control group design
Rancangan ini lebih baik dan rancangan eksperimen tanpa pre tes, karena aka lebih akurat dalam memperoleh akibat dan suatu perlakuan dengan perbandingan keadaan dan variabel terikat pada kelompok eksperimen setelah dikenal perlakuan dan variabel kontrol yang tidak dikenai oleh perlakuan.
c.         Solomon four group design
Rancangan solomon ini memang tidak banyak digunakan pada jumlah sampel penelitian yang kecil, namun pada penelitian pertanian dan sosial sering digunakan. Rancangan ini memiliki keunggulan untuk mengurangi pengaruh pre-test terhadap unit percobaan dan mengurangi error interaksi antara pre-test dengan perlakuan.
Rancangan ini terdiri dari 4 kelompok, yaitu 2 kelompok yang dilakukan pre test-post tes dan 2 kelompok yang dilakukan pre tes-posttes.
Secara konkret dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.         kelompok perlakuan dan kontrol dengan pre test.
2.         kelompok perlakuan dan kontrol tanpa pre test.
Khusus faktorial, pada dasarnya bukan merupakan rancangan penelitian, tetapi memang sebuah penelitian eksperimen. Oleh karena itu eksperimen faktorial bisa didekati dengan berbagai rancangan, misalnya dengan randomized complete block. Keuntungan dan eksperimen faktorial adalah dimungkinkan untuk mengetahui pengaruh interaksi antar faktor. Oleh karena itu, semua prinsip dasar penelitian eksperimen harus tetap ada, agar error eksperimen dapat diukur. Misalnya akan diadakan 2 perlakuan pemberian makanan tambahan yang berupa susu dan bubur kacang dengan masing-masing 2 level. Maka disusunlah kelompok:
1.         Kelompok A, pemberian susu 2 gelas sehari.
2.         Kelompok B, pemberian susu 3 gelas sehari
3.         Kelompok C, pemberian bubur kacang 1 mangkok sehari.
4.         Kelompok D, pemberian bubur kacang 2 mangkok sehari.
2.         Rancangan Eksperimental Semu (Quasi-Experimental Research)
Tujuan rancangan eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validitas eksternal rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Ciri-ciri rancangan eksperimen semu adalah:
a.         Manipulasi eksperimen hanya pada variabel bebas.
b.         Tidak ada pemilihan secara acak untuk kelompok dan atau
c.         Tidak ada kelompok kontrol.
3.         Rancangan penelitian uji klinik
Rancangan penelitian uji klinik sangat khas karena berkaitan dengan pencapaian tujuan untuk mengetahui khasiat obat, efek samping obat, dosis optimal untuk orang Indonesia, dan membandingkan efek obat lain. Dalam hal ini rancangan penelitian uji klinik bersifat eksperimental dan komparatif. Oleh karena itu dalam rancangan uji klinik, dikenal perlakuan dan plasebo.
Plasebo adalah bahan inert, tidak berkhasiat, tidak mempunyai efek metabolik yang berarti, tidak toksik, tidak alergenik, dan tidak memiliki efek farmakologik terhadap penyakit yang sedang diobati. Plasebo harus diberikan dalam keadaan yang sama dengan obat yang diteliti dalam arti : bentuk, rasa, dan warna, sehingga penderita tidak dapat membedakannya dengan obat yang diteliti.
.
A. Fase pelaksanaan rancangan uji klinik
Pelaksanaan rancangan uji klinik pada manusia melibatkan dokter dan ahli farmakologi klinik sebagai pelaksana, pengawas, dan penanggungjawab penelitian. Rancangan uji klinik meliputi beberapa fase yaitu:
1.         Safety evaluation, penelitian ini dibawah pengawasan ahli farmakologi klinik yang ingin mengetahui efek farmakodinamika dan farmakokinetik obat pada manusia. Tujuannya untuk menilai keamanan obat yang diteliti. Subyeknya dapat orang sehat dan orang sakit.
2.         Efficacay evaluation, penelitian ml dilakukan pada subyek yang jumlahnya terbatas di bawah pengawasan dokter ahli pada bidangnya. Tujuannya untuk menilai efek obat.
3.         Multicentre clinical trial, penelitian yang dilakukan pada sejumlah besar subyek. Tujuannya untuk mengetahui efek terapi dan efek samping obat dalam skala luas.
4.         Post marketing trial, penelitian yang dilakukan untuk memantau efek terapetik dan efek samping obat yang lebih rinci sesudah obat tersebut dipasarkan.
B. Subyek dan penderita serta
Dalam penelitian yang menggunakan rancangan uji klinik, peranan subyek (sehat) dan penderita serta sangat penting. Oleh karena itu subyek dan penderita serta dalam rancangan ini harus memenuhi beberapa syarat yang ketat. Syarat tersebut meliputi:
1.         Kriteria diagnostik merupakan kriteria penyerta (kriteria inklusi) atau syarat yang diperlukan untuk subyek penelitian dan berarti bahwa semua persyaratan harus dipenuhi agar kita memperoleh kelompok penderita yang homogen.
2.         Kriteria pre-terapi merupakan kriteria yang berisi persyaratan antara lain tentang umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, berat ringannya penyakit, terapi sebelumnya, dan ciri yang lain yang ada hubungannya dengan penelitian.
3.         Kriteria Ko-morbid merupakan kriteria penyisihan (kriteria ekslusi) yang memuat persyaratan untuk menolak penderita dalam uji klinik. Misalnya penderita gagal ginjal dengan kadar kreatinin serum lebih dari 4 mg/dl, sehingga tidak boleh menjadi subyek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA


Alimul AA. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta. Medika Salemba.
Azwar S. 1998. Metode Penelitian. Edisi 1. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.
Bisri CH. 2001. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Brink PJ dan Wood MJ. 2000. Langkah Dasar dalam Perencanaan Riset Keperawatan, dan Pertanyaan sampai Proposal. Edisi ke 4. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Praktiknya AW. 2000. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Tjokronegoro A dan Baraas F. 1994. Teknik Penulisan Makalah Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan. Cetakan ke 2. Jakarta. FKUI.
Tjokroprawiro A, Pudjirahardjo WJ, dan Putra SH. 1997. Pedoman Penelitian Kedokteran. Cetakan I. Surabaya. Airlangga University Press.